Lily, cewek cuek yang sama sekali nggak mau tau tentang cowok lain
selain cowok yang dipujanya, Aldo. Aldo memang cowok yang cukup populer
di sekolahnya, terlebih lagi dia tergabung sebagai angoota tim basket
yang
jelas banyak digandrungi banyak cewek, termasuk Lily. Siapa sih yang nggak tergila-gila sama Aldo si cowok super ??
Sari,
sahabat Lily hanya bisa menerima keadaan kalau Lily sahabatnya suka
sama Aldo saudaranya sendiri. Sari bahkan dibuat bosan karna tiap hari
harus sarapan dengan cerita tentang Aldo karya Lily. Sayangnya Lily
tidak berani nelpon atau SMS Aldo karena takut cuma dikerjai oleh cowok
yang iseng ngaku-ngaku sebagai Aldo. Maklum, banyak banget yang pengen
jadi seorang Aldo. Siapa sih yang nggak mau jadi cowok terkenal di
sekolah dan digandrungi banyak cewek ???
Nggak
bisa dipungkiri memang Aldo hampir bisa dibilang perfect. Dia ganteng,
manis, putih ( kaya tembok ), pinter, baik pula, tapi sayang dia sudah
terlanjur di cap sebagai playboy. Padahal dia nggak seperti itu, bela
Lily.
Pada suatu saat, Aldo putus dari pacarnya yang bernama Sissy.
Sissy terkenal sebagai cewek matre yang kerjaannya cuma bisa morotin
cowok yang digandengnya. Memang dia
cantik, tapi hatinya nggak cantik. Aldo telah tertipu oleh cinta palsu Sissy. Tapi
denger-denger sih katanya Aldo naksir beneran sama Sissy sejak dulu.
Saat tau kalau Aldo udah putus dari Sissy, hati Lily senang tak karuan. Meskipun Aldo nggak bisa jadi
miliknya, seenggaknya Aldo bisa dapetin yang terbaik dari Sissy, begitu menurutnya.
“ Ly, kamu nggak mau SMS Aldo ?? Meskipun cuma sekedar kenalan gitu ?” tanya Sari.
“ Tanpa aku jawab pasti kamu udah tau jawabannya kan ?” balas Lily sambil menaikkan alis.
“ Kenapa pesimis gitu sih ?? Kan belum dicoba Ly ”, semangat Sari.
“ Males ah Sar, nggak yakin kalo Aldo bakal ngerespon”, balas Lily.
“ Ya udah deh terserah kamu. Itu artinya kamu cemen, nggak berani nunjukin cintamu ke dia “, celetuk Sari.
“ Whatever you say “, celetuk Lily.
Ini udah keseribu kalinya Sari nyuruh Lily buat SMS Aldo. Cuma satu
alasannya, karena Sari nggak mau liat sahabatnya cuma sekedar jadi
pemuja rahasia Aldo aja. Padahal tinggal minta nomer HP Aldo ke Sari,
Lily udah bisa puas SMSan sama Aldo. Tapi tetep jawaban Lily, TIDAK.
“ Lagian Aldo nggak kenal sama aku Sar. Dan aku juga bukan tipenya
dia. Selama ini kan pacarnya dia cantik-cantik, kaya-kaya, sedangkan aku ?? Aku nggak punya apa-apa Sar “, ucap Lily pesimis.
“
Kamu tau nggak kalo Aldo itu gampang banget jatuh cinta ?? Siapa tau
aja dia bisa suka sama kamu Ly “, ujar Sari meyakinkan Lily. Lily tetap
menggeleng.
Akhirnya Sari cuma bisa bernafas kesal karna tau usahanya
sia-sia belaka. Emang aneh si Lily, dimana-mana kalo orang ngefans
pasti kan seenggaknya minta nomor HP atau alamat facebook, atau apalah.
Tapi enggak dengan Lily. Dia membiarkan perasaan cinta yang dipendamnya
membebani pikiran dan bergelayut di dalam hatinya saja. Dia terlalu
payah.
***
Suatu sore yang cerah, Aldo main ke rumah Sari.
Mukanya keliatankusut banget. Enggak tau sebab musababnya apa. Tapi yang
jelas, kemarin dia putus sama Sissy, dan itu anugerah buat Lily.
“ Kenapa Do ? Kok mukanya ditekuk gitu ?” Tanya Sari.
“
Keliatan banget yah kusutnya ? Belum sempet aku setrika emang”,
balasnya enteng. Sari terus memandangi wajah Aldo yang tampak tak
seperti biasanya.
“ Abis putus sama Sissy yah ?” balas Sari dengan nada agak menyindir.
Aldo
hanya terdiam. Dia menyesali cintanya kepada Sissy yang ternyata hanya
di balas dengan kedustaan saja. Aldo menyesal selama ini telah
membangga-banggakan Sissy yang ternyata hanya mencintai uangnya saja.
“ Daripada hidup kamu berantakan nggak jelas gini, mending aku kenalin sama temenku “, usul Sari bersemangat.
“ Nggak mau “, balas Aldo singkat.
“ Sampai kapan kamu mau kaya gini terus Do ?” Tanya Sari.
Aldo
hanya terdiam. Terpaksa Aldo menerima saran Sari, untuk berkenalan
dengan teman Sari yang tak lain adalah Lily. Engga ada salahnya dicoba,
pikir Aldo.
Sementara sore itu, tiba-tiba nomor HP tak dikenal masuk di HP Lily. Tapi Lily cuek tak membalas SMS itu.
Setelah menunggu beberapa saat, Aldo putus asa. Di missed calls-nya nomor HP Lily sampai yang ke-17 kalinya.
Akhirnya
telfon Aldo yang ke-18 di angkat oleh Lily. Tapi Lily tidak bicara
sepatah dua kata pun, lalu merejectnya. Aldo bersusah payah berusaha
agar SMSnya di balas oleh Lily. Meskipun Aldo belum tau siapa yang dia
SMS, tapi entah kenapa dia ingin sekali SMSan sama Lily.
+62815155567xxx
Hai, bleh knal ga ?
Pesan dari nomor itu terus mengganggu Lily. Akhirnya dengan terpaksa dia membalas SMS dari seseorang yang mengaku namanya Ardi.
Seringkali
Lily tidak membalas SMS dari Aldo, alasannya males karna belum tau
siapa yang SMS dia selama ini. Padahal yang SMS dia adalah cowok yang
selama ini dipujanya setengah mati. Tapi sayang Lily tak menyadari itu.
***
Setelah hampir dua bulan mereka SMSan, akhirnya mereka memutuskan untuk ketemuan di Taman Indah pada suatu sore.
Saat Lily duduk di bangku taman, tiba-tiba ada seseorang yang duduk di sampingnya yang tak lain adalah Aldo.
“ Eh Aldo, nunggu seseorang ya ?” sapa Lily sok ramah. Padahal dia yakin kalo Aldo nggak kenal dia.
“ Iya nih Ly. Kamu ngapain disini ? Nunggu seseorang juga ?” balas Aldo.
Lily tak percaya mendengarnya. Aldo tau nama Lily, ini sebuah keajaiban yang tak pernah Lily duga.
“ Iya, mau nunggu seseorang yang nggak aku kenal. Dia SMS aku, ngakunya sih namanya Ardi”, jawab Lily.
“ Ardi ?? Jadi kamu Lily Oktavia temennya Sari itu ?” Tanya Aldo tak percaya. Lily hanya mengangguk.
Tiba-tiba Aldo menjulurkan tangan kanannya. “Aldo RahARDIan”, ujarnya sambil menyalami Lily.
“Iya aku tau nama kamu Aldo RahARDIan. Trus kenapa ?” Tanya Lily tak mengerti.
“ Aku Ardi yang SMS kamu”, jawab Aldo tanpa dosa. Lily masih tak mengerti.
“ Serius ??” Tanya Lily meyakinkan. Aldo mengangguk.
“ Jadi yang selama ini SMS aku itu kamu ??” Tanya Lily sekali lagi.
Aldo mengangguk.
“ Kenapa ngga bilang sih ??” gerutu Lily lagi.
“ Aku juga ngga tau kalo ternyata yang aku SMS itu kamu”, balas Aldo.
“
Trus kamu dapet nomerku dari mana ?” Tanya Lily lagi. Kali ini dia
bener-bener mirip sama Pak Polisi yang menginterogasi orang yang
melanggar peraturan lalu lintas. Tapi sayangnya Aldo bukan kena tilang
karna melanggar peraturan lalu lintas, tapi melanggar aturan karna sudah
tertarik sama Lily yang bukan siapa-siapa.
“ Dari Sari “, balas Aldo singkat.
“Hmmh..” Lily hanya berdehem.
Setelah sore mereka bertemu, Lily langsung ke rumah Sari. Dia ingin memarahi Sari habis-habisan.
“ Kamu ngasih nomerku ke Aldo ya ??” bentak Lily.
“ Iya” jawabnya polos seakan tak bersalah.
“ Kenapa di kasih sih Sar ?? Kenapa ngga minta izin aku dulu ??” ujar Lily dengan manja.
“ Kelamaan. Yang penting kamu sekarang seneng kan ??” celetuk Sari.
“ Hehe, iya sih. Makasih ya Sari sahabatku yang paling baik sedunia dan akhirat ” manja Lily.
Sari hanya mengangguk.
***
Sore harinya, Aldo mengajak Lily ketemu di Taman Indah, tempat pertama kali mereka bertemu.
“ Ada apa Do ??” tanya Lily sesampainya disana.
“ Aku mau ngomong sesuatu” terangnya.
“ Apa ??” tanya Lily penasaran.
“ To the point aja yah ??” ujar Aldo.
“Iya, apa ?” Tanya Lily tak sabar menunggu. Berharap apa yang selama ini dia impikan bisa menjadi kenyataan.
Tiba-tiba Aldo memegang tangan Lily. Jantungnya semakin berdebar-debar tak karuan.
“ Aku suka sama kamu. Would you be my girlfriend ??” ucap Aldo penuh harap Lily akan menerimanya.
Jantung
Lily semakin berdebar-debar. Dirasanya lemas sekujur tubuhnya. Apa yang
selama ini menjadi khalayannya ternyata menjadi kenyataan. Lily tak
percaya ini benar-benar terjadi.
“ Do you really love me ??” Tanya
Lily meyakinkan. Secara gitu, masak sih Aldo yang serba super suka sama
cewek standar ?? That’s so impossible, pikirnya.
“ Yes, I really love you. And I want you’ll be my girlfriend”, ucap Aldo memelas.
Lily terdiam.
“ Gimana ?? Aku ngga maksa kamu buat jawab sekarang kok”, ujar Aldo.
“ Hmmh.. Aku takut pilihanku salah”, balas Lily.
“ Semua terserah kamu, pilihan ada di tanganmu” pinta Aldo.
Setelah
hening beberapa saat, akhirnya Lily mengangguk dengan pasti. Meskipun
dia tau kalo nantinya akan terluka karna banyak juga yang akan sirik
padanya, tetapi dia hanya berfikir kalau kesempatan tidak datang dua
kali.
Aldo tersenyum senang, lalu mencium kening Lily.
Entah apa yang mereka rasakan saat itu, yang pasti mereka bahagia.
Dan pada akhirnya apa yang Lily khayalkan selama ini menjadi kenyataan.