Semua sangat menyenangkan. Sayangnya, Prabu dan istrinya belum memiliki anak.
Itu membuat pasangan kerajaan itu sangat sedih. Penasehat Prabu
menyarankan, agar mereka mengangkat anak. Namun Prabu dan Ratu tidak
setuju. “Buat kami, anak kandung adalah lebih baik dari pada anak angkat,” sahut mereka.
Ratu sering murung dan menangis. Prabu pun ikut sedih melihat istrinya. Lalu Prabu pergi ke hutan untuk bertapa. Di sana sang Prabu terus berdoa, agar dikaruniai anak. Beberapa bulan
kemudian, keinginan mereka terkabul. Ratu pun mulai hamil. Seluruh
rakyat di kerajaan itu senang sekali. Mereka membanjiri istana dengan
hadiah.
Sembilan bulan kemudian, Ratu melahirkan seorang putri
yang diberinama Gilang Rukmini . Penduduk negeri pun kembali mengirimi
putri kecil itu aneka hadiah. Bayi itu tumbuh menjadi anak yang lucu.
Belasan tahun kemudian, ia sudah menjadi remaja yang cantik.
Prabu
dan Ratu sangat menyayangi putrinya. Mereka memberi putrinya apa pun
yang dia inginkan. Namun itu membuatnya menjadi gadis yang manja. Kalau
keinginannya tidak terpenuhi, gadis itu akan marah. Ia bahkan sering
berkata kasar. Walaupun begitu, orangtua dan rakyat di kerajaan itu
mencintainya.
Hari berlalu, Putri pun tumbuh menjadi gadis
tercantik di seluruh negeri. Dalam beberapa hari, Putri akan berusia 17
tahun. Maka para penduduk di negeri itu pergi ke istana. Mereka membawa
aneka hadiah yang sangat indah. Prabu mengumpulkan hadiah-hadiah yang
sangat banyak itu, lalu menyimpannya dalam ruangan istana.
Sewaktu-waktu, ia bisa menggunakannya untuk kepentingan rakyat.
Prabu
hanya mengambil sedikit emas dan permata. Ia membawanya ke ahli
perhiasan. “Tolong, buatkan kalung yang sangat indah untuk putriku,”
kata Prabu. “Dengan senang hati, Yang Mulia,” sahut ahli perhiasan. Ia
lalu bekerja d sebaik mungkin, dengan sepenuh hati. Ia ingin menciptakan
kalung yang paling indah di dunia, karena ia sangat menyayangi Putri.
Hari
ulang tahun pun tiba. Penduduk negeri berkumpul di alun-alun istana.
Ketika Prabu dan Ratu datang, orang menyambutnya dengan gembira.
Sambutan hangat makin terdengar, ketika Putri yang cantik jelita muncul
di hadapan semua orang. Semua orang mengagumi kecantikannya.
Prabu
lalu bangkit dari kursinya. Kalung yang indah sudah dipegangnya.
“Putriku tercinta, hari ini aku berikan kalung ini untukmu. Kalung ini
pemberian orang-orang dari penjuru negeri. Mereka sangat mencintaimu.
Mereka mempersembahkan hadiah ini, karena mereka gembira melihatmu
tumbuh jadi dewasa. Pakailah kalung ini, Nak,” kata Prabu.
Putri
menerima kalung itu. Lalu ia melihat kalung itu sekilas. “Aku tak mau
memakainya. Kalung ini jelek!” seru Putri. Kemudian ia melempar kalung
itu. Kalung yang indah pun rusak. Emas dan permatanya tersebar di
lantai.
Itu sungguh mengejutkan. Tak seorang pun menyangka, Putri
akan berbuat seperti itu. Tak seorang pun bicara. Suasana hening.
Tiba-tiba meledaklah tangis Ratu Purbamanah. Dia sangat sedih melihat
kelakuan putrinya.Akhirnya semua pun meneteskan air mata, hingga istana
pun basah oleh air mata mereka. Mereka terus menangis hingga air mata
mereka membanjiri istana, dan tiba-tiba saja dari dalam tanah pun keluar
air yang deras, makin lama makin banyak. Hingga akhirnya kerajaan
Kutatanggeuhan tenggelam dan terciptalah sebuah danau yang sangat indah.
Di
hari yang cerah, kita bisa melihat danau itu penuh warna yang indah dan
mengagumkan. Warna itu berasal dari bayangan hutan, tanaman, bunga-bunga,
dan langit di sekitar telaga. Namun orang mengatakan, warna-warna itu
berasal dari kalung Putri yang tersebar di dasar telaga.