Dongeng ini menceritakan bakti anak kepada ayahnya. Dongeng yang satu ini tampaknya sangat-sangat terkenal di Korea sana. Tak hanya ditampilkan dalam bentuk tarian balet, namun juga pernah disuguhkan dalam bentuk drama beberapa tahun yang lalu
Indonesian translation:. http://haerajjang.wordpress.com
(*please take all with credit if you copy paste and reposting/ HARAP SERTAKAN CREDIT jika Anda ingin mengcopy paste dan memposting kembali untuk kebutuhan situs, personal, grup, ataupun page).
Di akhir era Hongpung dari Sung, di Tohwadong, Hwangju, tinggallah orang buta bernama Shim Hakkyu. Dia dan istri tercintanya, Kwakssi sudah lama belum dikaruniai anak. Dan setelah bertahun-tahun berdoa, Kwakssi akhirnya melahirkan seorang putri cantik yang diberi nama Shimchong. Namun sebagai cobaan berat dari melahirkan pada usia yang tidak muda adalah meninggalnya Kwakssi, sang ibu. Shim kemudian melakukan hal terbaik untuk membesarkan putrinya dan bersama-sama keduanya bertahan dari penderitaan.
Shimchong adalah anak perempuan yang taat dan selalu menemani ayahnya berjalan dan meminta sedekah. Bukanlah waktu yang lama bagi Shimchong untuk tumbuh menjadi seorang anak gadis yang cantik. Suatu hari, Shim si pria tua keluar sendiri mengemis dan tersandung hingga masuk ke dalam saluran irigasi yang dalam. Ia terjerembab ke dalam air dan mencoba naik ke atas sambil meratapi nasib buruknya. Tak lama ia mendengar suara seseorang bicara kepadanya dari atas.
“Hai pria tua” katanya
“Aku sudah mendengar ratapan tentang kebutaanmu. Jika kau memberiku 300 gantang* beras ke kuilku sebagai persembahan untuk sang Budha, kami menawarkanmu untuk berdoa agar penglihatanmu kembali” tambahnya
Tangan yang halus namun kuat seperti memberikan pertolongan dari langit menggenggam tangan Shim, si pria tua dan menariknya dari saluran irigasi. Shim sangat berterimakasih dan sejenak melupakan kejadian mengerikan yang baru saja ia alami. Dan tanpa berpikir panjang ia berseru,
“Terima kasih biksu. Terima kasih! Aku akan memberimu 300 gantang beras! Aku berjanji!”
Tak lama kemudian, kegembiraannya memudar, Shim Si pria tua menyadari bahwa ia tak bermaksud menawarkan 3 mangkok ataupun 300 gantang.
“Shimchong ah..” ujarnya kepada sang putri di malam hari sambil menghitung ketidak beruntungannya
“Apa yang harus kulakukan? Aku merasa gembira dan dunia tampak berseri bagiku. Orang lain selalu mendorongku atau mencuri uang hasil mengemis dari tanganku tetapi biksu itu sangat baik. Semua yang kuinginkan adalah membalas kebaikannya. Bukankah hal yang buruk akan menimpa kita jika aku menghina Budha”
Malam harinya Shimchong berbaring di kasur tipisnya dan tak bisa tidur karena mengkhawatirkan janji ayahnya kepada biksu. Ia tak memiliki jalan keluar untuk mengirimkan 300 gantang beras sebagai persembahan ke kuil. Bagaimanapun ia merenung, iapun akhirnya tertidur. Dalam mimpinya, sang ibu muncul dan mengatakan cara untuk mendapatkan beras bagi ayahnya.
“Pergilah ke pelabuhan” ucapnya
“Di sana kau akan menemukan saudagar yang sedang mencari seorang gadis muda. Pergilah padanya dan ia akan menyediakanmu 300 gantang beras. “
Hal ini terjadi karena Raja Naga dari Laut Timur tidak menyukai kapal dagang dan mengirimkan cuaca buruk serta badai yang bisa menenggelamkan kapal yang menuju China. Untuk menenangkan raja Naga, saudagar perlu mengorbankan seorang gadis cantik, namun mereka belum menemukan keluarga yang bersedia menjual anak gadisnya. Sehingga ketika Shimchong muncul dan menawarkan dirinya dengan imbalan untuk ayahnya. Kapten saudagar pun sangat bahagia menerimanya.
300 gantang beras dikirimkan ke kuil dan doa permohonan kepada Budhapun dipanjatkan. Tetapi sang pria tua tak juga mendapatkan penglihatannya kembali sesuai harapannya. Biksu berkata bahwa hal tersebut tidaklah semudah itu terjadi dalam satu malam. Sekarang Shim, si pria tua tak hanya tua dan buta, tetapi juga kehilangan putri satu-satunya.
Laut begitu tenang di awal perjalanan, namun langit kemudian berubah kelabu menandakan peristiwa buruk akan terjadi. Air yang semla berombak berubah meluap seolah-olah Raja Naga memukulkan tubuhnya dari bawah ombak. Cahaya berkerlap-kerlip di langit yang gelap dan angin mengoyak layar kapal. Dayung dan rantai jangkar patah di laut yang sedang mengamuk. Kapten membawa Shimchong yang sudah dirias dengan baju pengantin berwarna cerah. Meskipun Shimchong berkata padanya akan menjatuhkan diri ke ombak dengan sendirinya, sang kapten tidak percaya sehingga ia mengikat kaki dan tangan Shimchong. Seluruh pelaut menangis kagum atas keberanian dan bakti Shimchong. Ia pun berdoa dan melompat ke dalam laut. Dan setelah ia menghilang di telan ombak, laut yang kacau perlahan berubah menjadi tenang.
Shimchong jatuh ke laut yang dalam. Semakin ia tenggelam, air di sekitarnya menjadi terang dengan cahaya dan seetika ia menyadari bahwa ia dapat bernafas. Ia melihat ke sekeliling dan heran ketika anak buah raja naga mendekat, melepaskannya dari ikatan dan mengantarkannya ke istana bawah laut yang megah. Ia sangat bahagia ketika diberitahu bahwa roh dari ibunya juga tinggal di sana. Tetapi setelah beberapa waktu ia sangat merindukan rumahnya di dunia permukaan dan rindu untuk bertemu ayahnya lagi. Sikap sedihnya menimbulkan keibaan, dan ini adalah pertanda bagi raja naga yang kemudian memanggilnya
“Aku tak tahan melihat kesedihanmu lagi, shimchong. Aku sudah melihat ketaatanmu dan pengabdianmu lebih besar daripada siapapun. Perhatianmu kepada ayahmu yang miskin telah Indonesian translation:. http://haerajjang.wordpress.com menyentuh hatiku, oleh karenanya sebagai hadiah dari pengabdianmu, aku akan mengirimmu kembali ke dunia atas.
Dan begitulah, akhirnya Raja Naga mengubah Shimchong sebagai bunga lotus. Sehingga ketika bunga lotus besar itu ditemukan dan mekar, beritanya tersebar dari mulut ke mulut di sepanjang pesisir pantai.
Pelaut setempat terpesona akan keindahannya memutuskan untuk menghadiahkan bunga itu kepada raja mereka. Raja belum lama menduda dan ia sedang mengalami rasa berduka yang dalam. Mereka berharap bunga yang bersinar itu akan membangkitkan semangatnya. Saat raja melihat bunga tersebut, matanya memancarkan rasa ingin tahu. Ia kemudian memberi hadiah pada pelaut dan menempatkan lotus itu di ruang khusus dimana ia sering berdiam diri berjam-jam sepanjang hari dengan rasa dukanya sambil mengagumi keindahan bunga itu. Setiap malam Shimchong akan muncul dari bunga dan pagi harinya ia akan masuk ke dalam lagi. Waktu dan musim berlalu, cinta raja terhadap bunga tidak berkurang.
Pada suatu malam, saat bulan bersinar dengan terang, sang raja gelisah. Iapun berkeliling istana sendirian dan sampailah ia pada kamar dimana bunga lotus berada. Raja masuk ke dalam untuk melihat lotus di bawah sinar bulan, namun yang ia lihat adalah wanita cantik mengagumkan yang membuatnya nafasna tertahan.
“Siapa kamu?” tanyanya
“Apakah kamu hantu yang ingin mengutukku ataukah wanita sungguhan?” lanjutnya
“Ini saya” jawab Shimchong
“Saya yang hidup di dalam bunga besar ini”
Dengan kerendahan hati Shimchong mencoba menyembunyikan dirinya. Namun saat berbalik bunga lotus itu sudah menghilang.
Dan begitulah akhirnya Shimchong pun menjadi pendamping sang raja. Di sana diadakan pesta pernikahan yang megah dan mereka melalui hari-hari dengan bahagia. Tetapi raja merasakan kesedihan besar yang ada dalam diri ratu barunya. Suatu hari ia menemukannya menangis di taman.
“Istriku sayang, aku tak tahan melihatmu menangis. Katakanlah keinginanmu dan aku akan mengabulkannya” ucap sang raja
“Hanya ada satu keinginanku, buatlah suatu perjamuan besar-besaran untuk merayakan pernikahan kita dan biarkan semua pria buta di kerajaan ini ikut serta dalam pesta. Hal ini akan membuat hatiku bahagia” jawab Shimchong
Raja menghormati keinginan ratunya yang aneh, sehingga dari jarak yang jauh dan setiap sudut kerajaan semua pengemis diundang ke pesta pernikahan. Selama tiga hari mereka minum dan makan,dan setiap hari pula sang ratu melihat dari balik tirai, berharap pria buta selanjutnya adalah ayahnya. Namun sepertinya tak ada gunanya.
Pada hari terakhir, saat gerbang akan ditutup dan ratu pergi dengan rasa sedih, sebuah keributan terjadi di luat istana. Para pengawal meminta pengemis buta tersebut pulang karena datang terlambat. Dan ketika gerbang hampir saja di tutup, ratu melihat ke belakang dan melihat orang yang ia tunggu dengan pakaian compang camping, kotor, dan berdebu.
“Ayah!” teriaknya
“Ini ayahku tersayang, biarkan ia masuk”
Shim si pria tua terhuyung-huyung dan hampir kehilangan keseimbangan akibat terkejut mendengar suara yang tak asing lagi.
“Aigoo! Shimchong ah…”
“Apakah kau hantu atau kembali dari kematian? Anakku, apakah benar yang kudengar ini suaramu? Sini, biarkan aku melihatmu nak”
Sekali lagi, dengan rasa anatusias Shim si pria tua lupa dengan keadaan sekitar. Ia membuka matanya lebar-lebar, seakan lupa dengan kebutaannya dan seketika ia dapat melihat. Didepannya tampat anak perempuannya yang lebih cantik dari yang ia bayangkan. Ia mencucurkan air mata bahagia dan memeluknya, begitu pula dengan Shimchong. Istana pun diliputi kegemparan dan tersebar berita bahwa setiap orang buta yang ingin melihat Shimchong akan mendapatkan penglihatannya kembali hari itu.
About these ads