Malam itu mayat-mayat bergelimpangan.
Secara massal keluar dari dalam perut bumi. Apakah ini tanda hari
kiamat? Bumi tak mau lagi menerima jasad mereka. Petinggi-petinggi
negri, ilmuan-ilmuan pintar masa lalu dan tokoh-tokoh dunia yang telah
mati, keluar dari bumi dalam keadaan utuh.
Berawal dari sebuah desa bernama Mekar Jaya. Malam itu aku dan saudaraku telah pulang dari Bandung. Membawa oleh-oleh sekantong kresek buah-buahan untuk keluarga kami. Mobil angkutan umum yang kami tumpangi malam itu mogok dan terpaksa kami harus jalan kaki di tengah malam yang mencekam.
Tanjakan Cidarangdan. Adalah jalan yang sangat menakutkan. Banyak rumor mengerikan dalam villa di samping tanjakan itu. Kami harus menyusurinya untuk mencapai rumah kami yang masih jauh dari sana.
“Man, tunggu! Aku mau kencing dulu!” kataku padanya.
“Cepatlah! Apa kau sadar kita berada dimana?” tanyanya dengan nada ketakutan.
Tanpa berlama-lama kami segera pergi dari sana. Menyusuri jalan raya untuk mencapai rumah kami yang masih jauh. Ada beberapa orang di hadapan kami yang mengerumuni sesuatu. Aku sangat terkejut ketika tahu apa yang dikerumuni mereka. Yaitu sepotong tubuh yang terbungkus kain kafan kumal yang tiba-tiba muncul dari dalam retakan jalan raya saat terjadi gempa tadi. Dan yang membuatku lebih terkejut lagi bahwa itu adalah jasad seorang tokoh negeri yang sangat terkenal belasan tahun lalu.
Aku tahu semasa hidupnya orang ini adalah koruptor. Tapi terakhir aku dengar sebelum dia meninggal dia sempat diberi penghargaan, karena usahanya, negeri ini semakin maju dan dia sempat dijuluki sebagai tokoh negeri antikorupsi nasional.
Beberapa lama kemudian kami tiba di rumah kami masing-masing. Dan kami heran karena rumah di daerah kami tidak hancur bahkan rusak ringanpun tidak. Gempa itu hanya terjadi di Cidarangdan.
Keesokan paginya aku melihat berita di televisi. Di Mesir, sebuah mumi tiba-tiba muncul dari dalam pasir. Mumi dengan panjang 10 meter itu diduga adalah manusia purbakala puluhan ribu tahun yang lalu. Di daratan Meksiko juga muncul ratusan peti mati berisikan jasad tokoh-tokoh penting negeri tersebut.
Sementara di dalam negeri mayat-mayat keluar dari dalam perut bumi namun bukan di tempat dimana mereka dimakamkan dulu. Tapi mereka semua keluar di tempat-tempat goncangan yang terjadi dititik-titik tertentu di negeri ini. Aku heran kenapa gempa itu seperti memperlihatkan sebuah jalur-Line. Seakan-akan memberikan pertanda-pertanda bagi umat manusia.
Aku dan saudaraku hendak pergi sekolah pagi itu. Saat kami melewati daerah Cidarangdan, hal yang mengerikan terjadi disana. Ada sebuah rumah yang berdiri di atas daratan yang lebih tinggi dari rumah-rumah di sekitarnya. Gempa kemarin malam membuat daratan itu retak dan akhirnya longsor tadi pagi. Mereka bergelimpangan dimana-mana. Mayat-mayat berbungkus kain kafan kumal itu bermunculan. Berguling-guling ke jalanan saat longsor terjadi. Jumlahnya puluhan dan aku tahu siapa mereka semua.
Polisi, hakim, jaksa, pengacara, menteri, anggota DPR, gubernur, kepala desa, ketua Rt Rw, itulah profesi mereka saat hidup. Benar-benar yang membuatku tercengang adalah bahwa mereka semua tidak bekerja di kota kami dan mereka telah meninggal beberapa tahun yang lalu.
Seantero tanah air membicarakan hal ini dan bertanya-tanya apakah benar hari kiamat hampir tiba? Tak akan ada orang yang tahu itu. Namun yang jelas, ini adalah suatu pertanda. Pertanda sesuatu saat bumi tak mau menerima jasad mereka lagi...
Berawal dari sebuah desa bernama Mekar Jaya. Malam itu aku dan saudaraku telah pulang dari Bandung. Membawa oleh-oleh sekantong kresek buah-buahan untuk keluarga kami. Mobil angkutan umum yang kami tumpangi malam itu mogok dan terpaksa kami harus jalan kaki di tengah malam yang mencekam.
Tanjakan Cidarangdan. Adalah jalan yang sangat menakutkan. Banyak rumor mengerikan dalam villa di samping tanjakan itu. Kami harus menyusurinya untuk mencapai rumah kami yang masih jauh dari sana.
“Man, tunggu! Aku mau kencing dulu!” kataku padanya.
“Cepatlah! Apa kau sadar kita berada dimana?” tanyanya dengan nada ketakutan.
Ada wc di sebuah kolam ikan di samping sebuah rumah gedong yang megah
itu. Ketika aku sedang kencing tiba-tiba semuanya bergetar. Pelan, pelan
dan kemudian tanah bergoncang hebat.
“Man! Man!” panggilku. Namun dia tidak ada disana. Dia berlari tunggang langgang meninggalkanku dengan meninggalkan kantung kreseknya.
“Man, tunggu aku!” sahutku berlari mengejarnya.
Gempa itu cukup dahsyat. Dalam sekejap ratusan rumah rusak berat. Namun ada sebuah rumah seorang nenek tua di Cidarangdan yang rumahnya tidak rusak terlalu parah. Tapi ada hal aneh yang terjadi di rumah itu. Lapisan tembok pasirnya berjatuhan beraturan dan membentuk sebuah sketsa-sketsa aneh di dinding rumahnya.
Gambar wajah alien, mayat, mata, dan gambar-gambar menakutkan lainnya. Aku dan saudaraku memperhatikan gambar-gambar itu. Apakah ini tanda-tanda? Hari kiamat? Ataukah hal yang sangat buruk akan terjadi di dunia ini?
“Man! Man!” panggilku. Namun dia tidak ada disana. Dia berlari tunggang langgang meninggalkanku dengan meninggalkan kantung kreseknya.
“Man, tunggu aku!” sahutku berlari mengejarnya.
Gempa itu cukup dahsyat. Dalam sekejap ratusan rumah rusak berat. Namun ada sebuah rumah seorang nenek tua di Cidarangdan yang rumahnya tidak rusak terlalu parah. Tapi ada hal aneh yang terjadi di rumah itu. Lapisan tembok pasirnya berjatuhan beraturan dan membentuk sebuah sketsa-sketsa aneh di dinding rumahnya.
Gambar wajah alien, mayat, mata, dan gambar-gambar menakutkan lainnya. Aku dan saudaraku memperhatikan gambar-gambar itu. Apakah ini tanda-tanda? Hari kiamat? Ataukah hal yang sangat buruk akan terjadi di dunia ini?
Tanpa berlama-lama kami segera pergi dari sana. Menyusuri jalan raya untuk mencapai rumah kami yang masih jauh. Ada beberapa orang di hadapan kami yang mengerumuni sesuatu. Aku sangat terkejut ketika tahu apa yang dikerumuni mereka. Yaitu sepotong tubuh yang terbungkus kain kafan kumal yang tiba-tiba muncul dari dalam retakan jalan raya saat terjadi gempa tadi. Dan yang membuatku lebih terkejut lagi bahwa itu adalah jasad seorang tokoh negeri yang sangat terkenal belasan tahun lalu.
Aku tahu semasa hidupnya orang ini adalah koruptor. Tapi terakhir aku dengar sebelum dia meninggal dia sempat diberi penghargaan, karena usahanya, negeri ini semakin maju dan dia sempat dijuluki sebagai tokoh negeri antikorupsi nasional.
Beberapa lama kemudian kami tiba di rumah kami masing-masing. Dan kami heran karena rumah di daerah kami tidak hancur bahkan rusak ringanpun tidak. Gempa itu hanya terjadi di Cidarangdan.
Keesokan paginya aku melihat berita di televisi. Di Mesir, sebuah mumi tiba-tiba muncul dari dalam pasir. Mumi dengan panjang 10 meter itu diduga adalah manusia purbakala puluhan ribu tahun yang lalu. Di daratan Meksiko juga muncul ratusan peti mati berisikan jasad tokoh-tokoh penting negeri tersebut.
Sementara di dalam negeri mayat-mayat keluar dari dalam perut bumi namun bukan di tempat dimana mereka dimakamkan dulu. Tapi mereka semua keluar di tempat-tempat goncangan yang terjadi dititik-titik tertentu di negeri ini. Aku heran kenapa gempa itu seperti memperlihatkan sebuah jalur-Line. Seakan-akan memberikan pertanda-pertanda bagi umat manusia.
Aku dan saudaraku hendak pergi sekolah pagi itu. Saat kami melewati daerah Cidarangdan, hal yang mengerikan terjadi disana. Ada sebuah rumah yang berdiri di atas daratan yang lebih tinggi dari rumah-rumah di sekitarnya. Gempa kemarin malam membuat daratan itu retak dan akhirnya longsor tadi pagi. Mereka bergelimpangan dimana-mana. Mayat-mayat berbungkus kain kafan kumal itu bermunculan. Berguling-guling ke jalanan saat longsor terjadi. Jumlahnya puluhan dan aku tahu siapa mereka semua.
Polisi, hakim, jaksa, pengacara, menteri, anggota DPR, gubernur, kepala desa, ketua Rt Rw, itulah profesi mereka saat hidup. Benar-benar yang membuatku tercengang adalah bahwa mereka semua tidak bekerja di kota kami dan mereka telah meninggal beberapa tahun yang lalu.
Seantero tanah air membicarakan hal ini dan bertanya-tanya apakah benar hari kiamat hampir tiba? Tak akan ada orang yang tahu itu. Namun yang jelas, ini adalah suatu pertanda. Pertanda sesuatu saat bumi tak mau menerima jasad mereka lagi...