Search This Blog

Luar Angkasa ( Antariksa )


Luar angkasa atau angkasa luar atau antariksa (juga disebut sebagai angkasa), merujuk ke bagian yang relatif kosong dari Jagad Raya, di luar atmosfer dari benda "celestial". Istilah luar angkasa digunakan untuk membedakannya dengan ruang udara dan lokasi "terrestrial".
Karena atmosfer Bumi tidak memiliki batas yang jelas, namun terdiri dari lapisan yang secara bertahap semakin menipis dengan naiknya ketinggian, tidak ada batasan yang jelas antara atmosfer dan angkasa. Ketinggian 100 kilometer atau 62 mil ditetapkan oleh Federation Aeronautique Internationale merupakan definisi yang paling banyak diterima sebagai batasan antara atmosfer dan angkasa.
Di angkasa terdapat berbagai benda-benda langit.Benda-benda langit serta peristiwa peristiwa di angkasa telah memikay umat manusia sejak zaman purba. Berbagai pertanyaan sederhana maupun permasalah-masalah pelik tentang alam semesta telah merasuk akal manusia , khususnya kaum cerdik cendikiawan. Sejak zaman purba telah muncul berbagai pandangan tentang alam raya yang di kemukakan oleh para ahli pada saat itu , misalnya :

Heraclitus dari Pontus (ABAD 350 SM ) berpendapat bahwa bumi berputar pada sumbunya dan bahwa merkurius dan venus mengelilingi matahari sedangkan matahari mengelilingi bumi

Aristarchus dari samos (Abad 300 SM) berpendapat bahwa jarak atara bumi dan matahari merupakan jarak yang sangat pendek jika dibandingkan dengan jarak antar bintang di alam raya.Ia juga berpendapat bahwa matahari jauh lebih besar daripada bumi, ia mengira matahari, bukan bumi menjadi pusat alam raya. Ia juga membuat pengukuran terhadap benda benda angkasa, contoh: Geometri di gunakan Aristarchus untuk mengukur besarnya bulan dan bumi.

Tokoh tokoh lain pada zaman sebelum masehi telah tercatat sebagai peneliti alam semesta adalah phytagoras dan aristoteles yang pandangan-pandangannya menguasai pendapat umum waku itu. Pada awal masehi tercatat Ptolomeus sebagai tokoh yang pandangannya tentang alam raya sangat menguasai pandangan umum dalam jangka waktu yang amat lama. Ia mengatakan bahwa bumi menjadi pusat alam semesta beredar mengelilingi bumi.

Sistem Ptolomeus, menjelaskan gerak –gerak planet yang bersifat geosentris. Plotomeus berpendapat setiap planet bergerak dalam lingkaran epicycle yang berpusat pada suatu titik di dekat bumi.
Pandagannya tentang konsep alam raya yang geosentris itu bertahan sampai abad pertengahan dan malah lebih jauh lagi.Barulah setelah muncul pandangan Copernicus berangsur-angsur konsep geosentris ditinggalkan.Pandangan heliosentris yang di kemukakan Copernicus itu pun tidak langsung di terima oleh ilmuwan pada waktu itu. Berkat karya-karya Galileo Galilei, Tycho Brache, dan Johann Kepler pandangan heliosentris ya kemudian diterima dan diakui kebenarannya.

Hasil-hasil penelitian Galileo, di samping mendukung kebenaran pandangan heliosentris, juga memberikan berbagai informasi baru agi dunia astronomi saat itu. Ia dengan teropong buatannya sendiri telah melihat bulan dengan gunung-gunungnya, matahari dengan noda-nodanya, Jupiter dengan bulan-bulannya, dan saturnus dengan cincin yang melingkarinya .Keinginan manusia untuk menyikapi misteri angkasa luar dimulai dengan adanya pengamatn-pengamatan benda angkasa secara tidak langsung dengan menggunakan alat-alat seperti : 

1.Gnomon
Gnomon adalah semacam alat yang digunakan untuk mengukur ketinggian bintang .Di mesir terdapat peninggalan kuno yang dipakai untuk pengamatan benda luar angkasa yang dio sebut obelisk.

2.Teodolit
Teodolit adalah alat yang dipakai untuk mengukur tinggi dan azimuth bintang .Alat ini terdiri dari sebuah teropong yang mempunya lensa objektif dan lensa okuler yang dapat diputar pada sebuah sumu horizon dan pada sebuah lingkaran vertical.Pada lingkaran teodoloit terdapat angka-angka yang menunjukan derajat tinggi bintang ulai dari 0˚ pada horizon sampai 90˚ pada titik zenith.Dibawah lingkaran vertical terdapat pada lingkaran horizon dengan angka-angka derajat mulai dari 0˚ sampai 360˚ .Angka-angka ini di tunjukkan oleh jarum sebagai penunjuk aimut bintang.

3.Sekstan/sextan
Sekstan dipergunakan untuk mengukur tinggi kulminasi bintang atau matahari atau matahari.Pesawat sederhanaini dinamakan seksta karena berbentuk 1/6 lingkaran. Pesawat ini sangat penting untuk menentukan posisi lintang tempat kapal / pesawat terbang berada. Karena itu pesawat sederhana ini banyak digunakan oleh pelaut-pelaut da penerbang.

Fitur-fitur yang ada di Sekstan, antara lain:
-Teropong
-Cermin yang separuhn ya di taburi air raksa sehingga memntulkan sinar dan separuhnya lagi merupakan kaca bening yang di namai kaca horizon
-cermin indeks yang melekat pada pangkal lengan CP
-Lengan yang di gerakkan pada busur sekstan
-Horizon


4.Teropong
Teropong adalah alat untuk mengatur dan melihat bintang-bintang yang bertaburan serta objek tata surya dan galaksi yang ada di angkasa luar. Galileo Galilei tercatat sebagai orang perama yang menggunakan teropong dalam penelitian benda-benda langit di angkasa. Jenis-jenis teropong , antara lain:
a)teropong equatorial,untuk mengamati benda-benda langit samil mengikuti gerakan benda langit tersebut.
b)teropong meridian, teropong yang dapat diputar dengan sumbu horizontal .Sumbu putaran itu dipasang arah timur-barat, sehingga teropong itu hanya dapat di arahkan pada meridian langit di atas horizon tempat teropong itu.
c)teropong universal,teropong yang dapat digunakan untuk mengukur tinggi dan azimuth bintang sekaligus. Pada zaman penemuan pesawat sederhana ini, pengukuran azimuth dan tinggi bintang menggunakan sendiri sendiri.